Apakah Anda sedang mencari pengertian etika, ciri-ciri etika, macam-macam etika, fungsi etika dan manfaat etika, jika iya? maka Anda berada di website yang tepat.
Jangan lupa berdoa biar ilmunya berkah!
Pengertian Etika
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar.
Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam bermasyarakat.
Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.
Adapun banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan sekitar, misalnya, etika berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam rumah tangga, etika dalam melakukan bisnis, dan semacamnya. Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan dalam bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya suatu kondisi yang baik di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai contoh, etika yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan sekitar, yakni mengucap salam saat bertamu ke rumah orang, baik itu saudara, kerabat, maupun teman. Kemudian, meminta maaf setelah kita berbuat kesalahan, dan mengucapkan terima kasih saat seseorang telah menolong atau membantu kita.
Pengertian Etika Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah penjabaran secara singkat mengenai pengertian etika dari beberapa ahli.
1. Aristoteles
Aristoteles merupakan seorang filsuf asal Yunani dan murid dari Plato berpendapat dengan membagi etika menjadi 2 pengertian, yakni Terminius Technicus dan Manner and Cutom.
Terminius Technicus merupakan etika sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari problema tingkah laku atau perbuatan individu (manusia), sedangkan Manner and Cutom merupakan pengkajian etika berkaitan dengan tata cara dan adat yang melekat dalam diri individu, serta terkait dengan baik dan buruknya tingkah laku, perbuatan, ataupun perilaku individu tersebut.
2. W. J. S. Poerwadarminta
Wilfridus. J. S Poerwadarminta merupakan salah satu tokoh sastra Indonesia, mengemukakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan terkait perbuatan dan perilaku manusia dilihat dari sisi baik dan sisi buruknya yang ditentukan oleh manusia pula.
3. Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja
Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja merupakan salah satu tokoh pendidikan di Indonesia, memberikan definisi bahwa etika adalah suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan, dan juga pijakan pada suatu perilaku atau perbuatan manusia.
4. Louis O. Kattsoff
Kattsoff memberikan pandangan bahwa etika pada hakikatnya lebih cenderung berkaitan dengan asas-asas pembenaran dalam relasi tingkah laku antarmanusia.
5. H. A Mustafa
H. A. Mustafa mengemukakan pengertian etika adalah ilmu yang menelaah suatu tingkah laku atau perbuatan manusia dari segi baik dan buruknya dengan memperhatikan perilaku manusia tersebut sejauh yang diketahui oleh akal pikiran manusia.
6. K. Bertens
Menurut K. Bertens, pengertian etika, yakni:
- Etika adalah nilai moral dan norma yang menjadi pedoman, baik bagi suatu individu maupun suatu kelompok, dalam mengatur tindakan atau perilaku. Dengan kata lain, pengertian ini disebut juga sebagai sistem nilai di dalam hidup manusia, baik perorangan maupun bermasyarakat.
- Etika berarti ilmu mengenai baik dan buruknya manusia (moral).
- Kemudian, etika juga diartikan sebagai kumpulan nilai moral dan asas (kode etik).
7. Prof. Robert Salemon
Menurutnya, etika adalah karakter atau kepribadian suatu individu atau hukum sosial yang mengendalikan, mengatur, juga membahas terkait perilaku individu.
8. Sumaryono
Sumaryono mendefinisikan etika sebagai studi yang membahas mengenai suatu kebenaran dari tindakan atau perilaku manusia atas kodrat atau fitrah yang memang sudah melekat pada diri manusia itu.
Ciri-Ciri atau Karakteristik Etika
Berikut akan dijabarkan ciri-ciri ataupun karakteristik dari etika.
1. Etika Bersifat Mutlak atau Absolut
Etika mempunyai sifat mutlak atau absolut berarti sebuah etika berlaku untuk siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Etika sebagai prinsip yang tidak dapat dinegosiasikan dan tidak pula tergantung dengan dasar moral yang berubah-ubah.
Sebagai contoh, membunuh dan merampas hak atau milik orang lain merupakan perbuatan dan tindakan yang tidak bermoral apapun itu alasannya.
2. Etika Tetap Berlaku Meskipun Tanpa Disaksikan oleh Orang Lain
Umumnya, etika tetap berlaku meskipun tidak disaksikan oleh siapapun. Hal itu karena etika berkaitan dengan hati nurani dan prinsip hidup manusia yang baik.
Sebagai contoh, apabila ada individu yang mencuri meskipun tak diketahui oleh orang lain, tetap saja itu itu merupakan suatu tindakan yang telah melanggar etika dan norma yang berlaku. Sehingga bagaimanapun juga moral dari individu tersebut akan buruk, meski tidak dijerat oleh aparat penegak hukum sekalipun.
3. Etika Berhubungan dengan Cara Pandang Batin Manusia
Etika, yakni cara perspektif batin yang berhubungan dengan baik dan buruknya suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia atau individu. Pada hakikat, setiap manusia tentu diajarkan berbagai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Maka lambat laun manusia akan mengetahui perkara yang baik dan buruk sehingga akan terbentuk dan tertanam di hatinya.
4. Etika Berhubungan dengan Perbuatan, Perilaku, dan Tingkah Laku Manusia
Etika sangat erat kaitannya dengan perilaku, perbuatan, dan tingkah laku suatu individu. Dengan begitu, umumnya, etika akan terbentuk secara alami akibat adanya perilaku, perbuatan, dan tingkah laku dari individu tersebut. Perilaku dan perbuatan yang buruk dianggap sebagai etika yang buruk, sedangkan perilaku dan perbuatan yang baik maka dianggap sebagai etika yang baik pula.
Intinya, bagaimanapun juga etika sangat amat berkaitan dengan perilaku dan perbuatan yang dilakukan oleh individu itu sendiri. Etika bukan hanya diperlukan di lingkungan bermasyarakat saja, melainkan juga di lingkungan profesi. Setiap profesi pasti erat kaitannya dengan etika terkait nilai, norma, dan kewajiban moral.
Macam-Macam Etika
Berikut ini merupakan pembahasan mengenai apa saja macam-macam etika berdasarkan jenisnya, cakupannya, lingkungannya, dan sumbernya.
Etika Berdasarkan Jenisnya
Menurut jenisnya, ada dua jenis-jenis etika di antaranya etika normatif dan etika deskriptif. Berikut penjabarannya secara singkat.
1. Etika Normatif
Etika normatif adalah jenis etika yang berusaha menentukan dan menetapkan berbagai perilaku, perbuatan, sikap ideal yang seharusnya dimiliki oleh tiap individu di dalam hidup ini.
2. Etika Deskriptif
Etika deskriptif adalah jenis etika yang berusaha memandang perilaku dan sikap individu, serta apa yang individu itu kejar di dalam hidup ini atas perkara yang memiliki nilai.
Etika Berdasarkan Cakupannya
Menurut cakupannya, ada dua jenis-jenis etika, yaitu etika khusus dan etika umum. Berikut penjabarannya secara singkat.
1. Etika Khusus
Etika khusus merupakan jenis etika yang menjadi suatu implementasi dari prinsip atau asas moral di dalam kehidupan individu secara khusus.
2. Etika Umum
Etika umum merupakan jenis etika yang berkaitan dengan situasi dan kondisi dasar mengenai perilaku dan tindakan individu secara etis.
Etika Berdasarkan Lingkungannya
Berdasarkan lingkungannya, ada dua jenis etika, yaitu etika individual dan etika sosial. Berikut penjabarannya secara singkat.
1. Etika Individual
Etika individual merupakan etika yang memiliki kaitannya dengan sikap dan kewajiban dari individu atas dirinya sendiri.
2. Etika Sosial
Etika sosial merupakan jenis etika yang memiliki kaitannya dengan sikap dan kewajiban, serta perilaku suatu individu sebagai umat manusia.
Etika Berdasarkan Sumbernya
Menurut sumbernya, ada dua jenis etika, di antaranya etika teologis dan etika filosofis.
1. Etika Teologis
Etika teologis adalah jenis etika yang berhubungan dengan agama juga kepercayaan suatu individu, tanpa adanya batasan pada suatu agama tertentu. Ada dua hal yang perlu ditekankan dalam etika teologis ini.
Pertama, etika teologis tidak dibatasi oleh satu agama saja, hal itu karena mengingatnya banyaknya jumlah agama di dunia ini. Pada hakikatnya, setiap agama pastinya memiliki etika teologisnya masing-masing berbeda dan juga spesifik.
Kedua, etika ini merupakan lingkupan dari etika umum yang sebagian besar individu telah menerapkan dan mengetahuinya. Etika umum ini condong luas dan banyak dengan bagian-bagian yang tak terbatas. Sehingga secara tak langsung, seorang individu memahami etika teologis dengan cara mengetahui dan memahami pula dari etika umum, dan sebaliknya.
2. Etika Filosofis
Etika filosofis adalah jenis etika yang lahir dari kegiatan berpikir atau berfilsafat yang dilakukan oleh individu dan termasuk dalam bagian dari filosofis (berdasarkan filsafat). Filsafat sebagai suatu bidang ilmu yang salah satunya mempelajari pikiran manusia. Adapun etika filosofis dibagi menjadi dua sifat, yakni empiris dan non-empiris.
Empiris merupakan jenis filsafat yang erat kaitannya dengan sesuatu yang nyata, berwujud, atau konkret. Contohnya, apabila suatu individu mengambil salah satu bidang filsafat hukum, akan membahas terkait hukum. Kemudian, non-empiris merupakan bagian yang berupaya melebihi suatu yang nyata, berwujud, atau konkret sebelumnya. Sifat non-empiris ini cenderung menanyakan gejala konkret yang menyebabkannya.
Fungsi Etika
Tentu etika memiliki beberapa fungsi, yaitu:
- Sebagai tempat untuk mendapatkan pandangan atau perspektif kritis yang berhadapan langsung dengan berbagai suatu moral yang membingungkan.
- Guna pandangan atau orientasi etis ini perlu adanya mengambil suatu sikap yang wajar dalam situasi dan kondisi masyarakat yang majemuk (pluralisme).
- Guna memperlihatkan suatu keterampilan berpikir jernih, yaitu suatu kebolehan untuk berargumentasi secara kritis dan rasional.
- Berfungsi sebagai pembeda mana yang boleh diubah dan mana yang tidak dapat diubah.
- Berfungsi menyelidiki suatu konflik atau permasalahan hingga ke akar-akarnya.
- Berfungsi untuk membantu sebuah konsistensi.
- Berfungsi untuk menyelesaikan konflik, baik konflik moralitas maupun konflik sosial lainnya, dengan bentuk gagasan yang tersistematis juga kritis.
Manfaat Etika
Etika sebagai sesuatu yang melekat pada diri manusia, tentunya memiliki beberapa manfaat di dalam kehidupan bermasyarakat dan bersosial. Berikut ini akan dijabarkan secara singkat manfaat dari etika di kehidupan bermasyarakat.
1. Etika Bermanfaat sebagai Penghubung Antarnilai
Etika bisa dikatakan sebagai jembatan antarnilai satu dengan nilai yang lainnya. Sebagai contoh, arti budaya dan nilai agama, dengan adanya etika maka dua hal ini akan bisa jadi suatu kesatuan kebiasaan yang melekat di dalam masyarakat, tanpa ada pihak yang merasa dirugikan sekalipun.
2. Etika Bermanfaat sebagai Pembeda Antara yang Baik dan Buruk
Etika yang telah melekat pada diri individu lambat laun akan membuat individu tersebut mengetahui dan memahami secara penuh terhadap hal atau sesuatu yang ada di sekitarnya. Pemahaman yang dimaksud di atas adalah sesuatu yang dianggap baik dan buruk.
Apabila individu sudah dapat membedakan yang baik dengan yang buruk dan melakukan segala ‘sesuatu’ sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku, etika akan menjadi suatu pedoman di mana individu itu mampu menerapkan ‘sesuatu’ tersebut.
3. Etika Bermanfaat untuk Menjadikan Individu Memiliki Sikap Kritis
Etika yang sudah lama tertanam pada diri individu membuat dirinya lebih kritis dalam menghadapi sebuah kondisi dan situasi. Individu tersebut tak hanya pasrah pada keadaan, melainkan ikut memikirkan jalan keluar atau solusi yang tepat.
Etika akan membuat individu menjadi pribadi yang tidak mudah terpengaruh karena tentunya dirinya akan mempertimbangkan perasaan dengan pikirannya. Hal yang utama adalah individu tak akan melakukan sesuatu atas keinginannya sendiri atau gegabah.
4. Etika Bermanfaat sebagai Suatu Pendirian dalam Diri
Etika bisa dijadikan sebagai pedoman dalam bertindak atau dalam menjalani suatu hal. Individu yang paham betul akan etika tentu akan berperilaku sesuai tata aturan yang berlaku, tanpa dirinya merasa terpaksa. Hal ini bisa dikatakan akan memengaruhi pendirian individu atas pemahaman etika yang ada di dalam masyarakat.
5. Etika Bermanfaat untuk Membuat Sesuatu Sesuai dengan Peraturan
Etika akan membuat individu memberlakukan individu lain sesuai dengan kadarnya. Artinya, individu tersebut akan dihukum sesuai dengan kesalahan yang ia lakukan. Apabila ia melakukan kesalahan kecil, hukuman yang diberikan akan ringan. Sebaliknya, apabila dirinya melakukan kesalahan yang besar hingga fatal, hukuman yang diberikan kepadanya cenderung berat.
Oleh sebab itu, pentingnya untuk dapat menyesuaikan diri ke dalam lingkungan yang ada. Salah satunya contohnya, untuk menciptakan lingkungan tempat tinggal yang rukun, kamu harus dapat bersosialisasi dengan tetangga.
6. Etika sebagai Bentuk Mengorbankan Sedikit Kebebasan dalam Dirinya
Peraturan yang ada dalam suatu kode etik telah disetujui bersama akan membuat individu tak dapat berbuat seenaknya sendiri. Semua peraturan yang telah disepakati harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar. Karena apabila individu tersebut melanggarnya, tentu akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
7. Etika Dapat Membantu dalam Menentukan Pendapat
Di dalam suatu forum diskusi, tentu ada etika dalam mengemukakan gagasan atau pendapat. Dengan begitu, individu telah sepakat untuk menghargai siapapun itu yang hendak menyampaikan pendapatnya. Akan tetapi, penentuan kesepakatan harus berdasar pada ketentuan bersama. Apabila pendapat, argumen, atau usulan tidak dapat diterima oleh audien
Baca Juga Shalat: Pengertian, Hukum, Syarat Wajib, Syarat Sah, Rukun, Manfaat dan Maknannya
—————-#—————-
Demikian yang dapat Teknik Area bagikan, tentang Etika: Pengertian, Ciri, Macam, Fungsi, dan Manfaatnya. Sekian dan terima kasih telah mengunjungi www.teknikarea.com, semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di artikel Agama berikutnya. Dapatkan informasi-informasi menarik mengenai hosting terbaik, jasa pembuatan website dan website gratis, Software VPN terbaik, tempat wisata favorit, jasa iklan google, harbolnas, HP Terbaik 2 jutaan, tips investasi emas, tips investasi pada forex tanpa trading, asuransi mobil, dan Indonesia culture.