Apakah Anda sedang mencari stowage plan adalah, jika iya? maka Anda berada di website yang tepat.
Semoga artikel berikut ini dapat bermanfaat.
Dalam penanganan muatan di atas kapal harus diperhatikan tentang stowage plan.
Stowage Plan adalah bagan perencanaan pemuatan barang di atas kapal yang dibuat sebelum kapal melakukan proses bongkar muat.
Dalam stowage plan ini terdapat nama pelabuhan bongkar, berat, posisi muatan tersebut di atas kapal. Mualim satu yang bertugas membuat rencana pemuatan di atas kapal yang berkoordinasi dengan pihak darat yaitu kantor cabang atau agen kapal, juru muat lapangan dengan memperhitungkan stabilitas kapal.
Dalam proses pemuatan stowage plan dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Tentative Stowage Plan
Adalah rencana pemuatan sementara yang dibuat untuk panduan mualim jaga dan juru muat darat dalam penanganan muatan. Tentative Stowage Plan sering terjadi penggeseran atau perpindahan posisi dari kontainer tersebut.
b. Final Stowage Plan
Adalah penempatan posisi muatan akhir, dalam hal ini posisi muatan di atas kapal sudah tetap.
Fungsi dari stowage plan adalah untuk mengetahui pelabuhan muat, pelabuhan bongkar, berat, serta posisi kontainer di atas kapal.
Stowage plan dalam perencanaan muatan kontainer sering disebut sebagai Container Bay Plan.
Container Bay Plan adalah bagan pemuatan kontainer secara membujur, melintang dan tegak, yang terdiri dari :
- Bay adalah pembagian muatan secara membujur dari haluan sampai buritan dari nomor satu hingga seterusnya. Untuk penomorannya bay ganjil ditempati kontainer ukuran 20 kaki, sedangkan bay genap untuk kontainer ukuran 40 kaki.
- Row adalah pembagian muatan secara melintang dari tengah ke kiri untuk row genap dan dari tengah ke kanan untuk row ganjil. Dihitung dari tengah kapal (center line) dengan nomor 00. Lebar row adalah sama dengan lebar kontainer.
- Tier adalah pembagian susunan muatan kontainer secara vertical. Untuk penomorannya dibagi menjadi dua yaitu :
- Kontainer yang dimuat di dalam palka penomorannya genap dari 02, 04, 06 dan seterusnya dihitung dari bawah ke atas.
- Kontainer yang dimuat di atas palka penomorannya genap dari 82, 84, 86, dan seterusnya hingga ke atas.
Dalam penanganan muatan terutama terutama pada saat kegiatan muatbongkar banyak hal yang perlu diperhatikan, diantaranya peralatan, bay plan, keadaan kapal diusahakan dalam posisi even keel (perbedaan draft depan dan draft belakang sama dengan nol), serta pelashingan khususnya untuk muatan yang terletak di atas geladak.
Sehingga dengan memperhatikan hal tersebut diharapkan kegiatan bongkar-muat dapat berjalan cepat, aman serta terkendali.
Ada dua jenis penanganan muatan kontainer di atas kapal, yaitu:
a. Penanganan Kontainer di Dalam Palka
Sebelum melakukan kegiatan maka terlebih dahulu perlu adanya persiapan-persiapan pemuatan terutama pemuatan di dalam palka, yaitu diantaranya :
- Pembersihan ruangan
Biasanya ruang palka sudah cukup apabila disapu serta mengumpulkan alat-alat lashing (alat pengaman kontainer) yang mungkin jatuh ke dalam palka. - Pemeriksaan got palka
Untuk meyakinkan bahwa selama kapal berlayar, palka dalam keadaan kering terus, maka sebelum diadakan pemuatan haruslah diperiksa kondisi dari got palka. Pastikan air dari dalam got masih di bawah batas minimum dari kapasitas got pada masing-masing palka.
Keadaan palka kapal kontainer telah dibangun secara khusus menjadi cell guide sehingga setiap row dibatasi dengan cell guide pada masingmasing sisinya.
Apabila cell dari ruangan palka khusus untuk kontainer ukuran 40 kaki pada tier yang pertama atau paling bawah akan dimasukkan melalui cell guide dan biasanya tidak dipasangi lagi Base Cone atau kaki kontainer.
Untuk penyusunan berikutnya harus dipasang cone pada keempat pojok-pojoknya.
Ujung bawah dari cone ini dimasukkan pada bagian atas dari kontainer yang berada di bawahnya dan seterusnya, sehingga akan saling terikat dan menjadi satu kesatuan.
b. Penanganan Kontainer di Atas Geladak
Penangananan kontainer di atas geladak pada dasarnya sama dengan memuat kontainer di dalam palka hanya untuk penyusunan di atas geladak tidak terdapat cell guide.
Namun kadang kita menjumpai kapal yang di atas geladak juga dilengkapi dengan cell guide. Untuk kapal-kapal yang tidak mempunyai cell guide maka setelah pemuatan, kontainer harus segera dilashing dengan berbagai alat-alat lashing, sehingga menjadi satu kesatuan dengan badan kapal.
Tingkat penyusunan di atas geladak tergantung dari:
- Kekuatan geladak atau Container Stack Load.
Container Stack Load adalah kemampuan geladak (empat sepatu container) untuk menahan berat container yang ditempatkan di atasnya. Sehingga harus diperhatikan agar berat kontainer yang dipadatkan tidak melebihi daya topang geladak. Jika melebihi dari daya topang maka akan menimbulkan kerusakan pada bagian badan kapal di mana geladak bisa patah terutama pada saat cuaca buruk. - Stabilitas kapal.
Stabilitas kapal harus diperhatikan agar ketinggain dari kontainer tidak melebihi hingga titik G (titik pusat gaya berat) kapal terlalu tinggi yang menyebabkan nilai GM semakin kecil. - Kekuatan topang dari kontainer yang paling bawah.
Bila jumlah berat dari kontainer-kontainer terlalu besar dan melebihi daya topang dari kontainer yang paling bawah yang memikul kesemua berat kontainer di atasnya hingga menyebabkan runtuh atau rusaknya kontainer atau badan kapal. - Bidang pandangan dari anjungan.
Bidang pandangan harus diperhatikan agar ketinggian tumpukan kontainer tidak menutup cakrawala pada saat tugas jaga di anjungan sehingga keselamatan dan keamanan kapal tidak terancam.
Berdasarkan kutipan tersebut, maka banyak hal yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan dalam pemuatan di atas geladak, diantaranya mengenai masalah stabilitas kapal selama pelayaran, posisi
pandangan dari anjungan, kekuatan geladak (Deck Load Capacity), serta mengenai masalah melashing muatan yang aman dan sesuai. Hal-hal tersebut akan berpengaruh terhadap keselamatan muatan dan kapalnya, baik dipelabuhan maupun selama pelayaran.
Sehingga dengan memperhatikan halhal tersebut diharapkan keselamatan muatan dan kapalnya akan tetap terjaga hingga sampai pada pelabuhan bongkar.
Baca juga Shipboard Oil Pollution Emergency Plan, SOPEP adalah