Asuhan Keperawatan pada Nn. A dengan Diare di Ruang Mahoni Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Posted on

Apakah Anda sedang mencari laporan praktikum kimia organik  i  pembuatan propilena, jika iya? Maka Anda berada di website yang tepat.

Jangan lupa berdoa biar ilmunya berkah!

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Latar Belakang Diare saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada masyarakat. Diare juga merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di berbagai Negara (Widoyon, 2011). Diare dapat menyerang semua kelompok usia terutama pada anak. Anak lebih rentan mengalami diare, karena system pertahanan tubuh anak belum sempurna (Soedjas, 2011).

            World Health Organization (WHO) (2012), menyatakan bahwa diare merupakan 10 penyakit penyebab kematian. Tahun 2012 terjadi 1,5 juta kematian akibat diare. Sepanjang tahun 2012, terdapat sekitar 5 juta bayi meninggal pada tahun pertama kematian. Kematian tersebut disebabkan karena pneumonia (18%), komplikasi kelahiran praternum (14%) dan diare (12%).

            Hasil RISKESDAS (2013), menyatakan bahwa insiden diare pada anak di Indonesia adalah 6,7%. Lima propinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan Banten (8,0%). Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,6%), laki-laki (5,5%), Perempuan (4,9%).

            Angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit diare pada balita adalah kelompok umur 6-11 bulan yaitu sebesar 21,65% lalu kelompok umur 12-17 bulan sebesar 14,43%, kelompok umur 24-29 bulan sebesar12,37%, sedangkan proporsi terkecil pada kelompok umur 54-59 bulan yaitu 2,06% (Kemenkes, 2011). Dinas kesehatan Kota Kendari (2014), menyatakan pada tahun 2014 jumlah kasus diare yang datang ke sarana kesehatan sebanyak 12,2% kasus. Jumlah kasus tahun 2014 sedikit menurun dibandingkan kasus tahun 2013 sebesar 25,9%. Penyakit Diare sampai saat ini masih termasuk dalam urutan 10 penyakit 2 terbanyak di kota kendari. Merupakan kecamatan dengan angka kejadian diare tertinggi di kecamatan Puuwatu adalah 4,8%, di peroleh hasil data di puskesmas puuwatu pasien diare di tahun 2016 sebanyak 1125 orang, tahun 2017 turun dari tahun kemarin sebanyak 1020 dan tahun 2018 tercatat dari bulan januari sampai mei sebnyak 400 orang.

Baca juga  Jika 38 gram MgSO4.xH2O dipanaskan akan diperoleh 20 gram MgSO4. Harga x adalah

            Diare pada anak dapat disebabkan oleh beberapa factor diantaranya: yaitu infeksi, malabsorbsi, makanan, dan psikologis anak. Infeksi enternal merupakan infeksi dari luar pencernaan, yang menjadi utama penyebab utama diare pada anak. Infeksi enternal disebabkan karena bakteri, virus dan parasite. Sedangkan infeksi perenteral merupakan infeksi dari luar pencernaan seperti otitis media akut (OMA), bronkopneumonia, ensefalitas,. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun (Ngastiyah, 2014).

            Wong (2008), mengatakan pengkajian keperawatan terhadap diare dimulai dengan mengamati keadaan umum dan perilaku anak. Pengkajian selanjutnya yang dilakukan pada pasien diare dengan gangguan keseimbangan cairan yaitu pengkajian dehidrasi seperti berkurangnya keluaran urine, turgor kulit yang jelek, ubun yang cekung. Nursalam (2008), mengatakan dampak yang dapat ditimbulkan jika mengalami gangguan keseimbangan cairan yaitu terjadi hal-hal seperti dehidrasi pada bayi dan balita, hipoglikemia, mengalami gangguan gizi, gangguan sirkulasi, hingga terjadi komplikasi pada anak.

            Dampak masalah fisik yang akan terjadi bila diare tidak diobati akan berakibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak. Pada balita akan menyebabkan anorexia (kurang nafsu makan) sehingga mengurangi asupan gizi, dan diare dapat mengurangi daya serap usus terhadap sari makanan. Dalam keadaan infeksi, kebutuhan sari makanan pada anak yang mengalami diare akan menyebabkan kekurangan gizi. Jika hal ini berlangsung terus menerus akan menghambat proses tumbuh kembang anak. Sedangkan dampak psikologis terhadap anak-anak antara lain anak akan menjadi rewel, cengeng, sangat tergantung pada orang terdekatnya (Widoyono, 2011).

            Diagnosis keperawatan yang sering muncul pada pasien yang menderita diare adalah kekurangan volume cairan dan ketidakseimbangan nutrisi. Peran perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan pada anak yang dirawat dengan diare, diantaranya memantau asupan dan pengeluaran cairan. Anak yang mendapatkan terapi cairan melalui intravena perlu pengawasan untuk asupan cairan, kecepatan tetesan harus diatur untuk memberikan cairan volume yang dikehendaki dalam waktu tertentu dan lokasi pemberian infus harus dijaga (Wong, 2008). Tindakan keperawatan yang harus dilakukan selanjutnya yaitu menimbang berat badan anak secara akurat, mamantau input dan output yang tepat dengan meneruskan pemberian nutrisi per oral dan melakukan pengambilan specimen untuk pemeriksaan laboratorium.

Baca juga  Perlengkapan Sopep di Atas Kapal

            Selain dari tindakan keperawatan, orang tua dan keluarga juga ikut memberikan perawatan seperti memberikan perhatian, semangat dan mendampingi anak selama dirawat dirumah sakit (Nursalam, 2008). Selain dari perawatan anak dirumah sakit, pengetahuan orang tua tentang terjadinya diare sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena sebagian ibu belum mengetahui tentang perilaku sehat untuk menjaga kesehatan keluarga seperti selalu menjaga kebersihan diri dan makanan, menjaga kebersihan lingkungan rumah, memriksakan kondisi kesehatan ketika terdapat gejala suatu penyakit ke puskesmas, menjaga pola istrahat serta menyempatkan untuk berekreasi guna menghilangkan stres yang dapat memicu penyakit (Subakti, 2015).

            Survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 25 juni 2018 didapatkan 3 orang anak dengan kasus diare di Puskesmas Puuwatu dengan diagnosa keperawatan utama pada anak yaitu dengan kekurangan volume cairan. Dari hasil pengamatan, perawat sudah melakukan pengkajian yang meliputi identitas anak dan orang tua, alamat, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan fisik dan diagnostic. Perawat sudah melakukan tindakan pemasangan infus, memenuhi kebutuhan cairan pada pasien dan perawat memantau kondisi pasien pada saat overran, pemberian obat, dan saat mengganti infus pasien, berdasarkan latar belakang diatas, peneliti melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Anak 4 Pada Anak “A” dengan diare diruang perawatan mahoni di Puskesmas Puuwatu Tahun 2018”.

2. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum

            Mampu mendeskripsikan “Asuhan Keperawatan Anak Pada Anak “A” dengan diare diruang perawatan mahoni di Puskesmas Puuwatu Tahun 2018”.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan umum tersebut didapatkan tujuan khusus dari penelitian kasus ini adalah :

  1. Mampu melakukan pengkajian pada anak dengan kasus diare di ruang perawatan Anak di Puskesmas Puuwatu Tahun 2018
  2. Mampu Melakukan diagnosis keperawatan pada Anak dengan kasus diare di ruang perawatan Anak di Puskesmas Puuwatu Tahun 2018
  3. Mampu melakukan rencana keperawatan pada anak dengan kasus diare di ruang perawatan Anak di Puskesmas Puuwatu Tahun 2018 d
  4. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada anak dengan kasus diare di ruang perawatan Anak di Puskesmas Puuwatu Tahun 2018
  5. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Anak dengan kasus diare di ruang perawatan Anak di Puskesmas Puuwatu Tahun 2018
Baca juga  Sebutkan letak geologis Indonesia

Lihat laporan lengkapnya: DISINI

Demikian yang dapat teknik area bagikan, tentang asuhan keperawatan pada nn. a dengan diare di ruang mahoni puskesmas puuwatu kota kendari provinsi sulawesi tenggara. Sekian dan terima kasih telah mengunjungi teknikarea.com, semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di artikel laporan berikutnya.