7 Teori Tentang Struktur Ruang Kota

Posted on

Apakah Anda sedang mencari 7 Teori Tentang Struktur Ruang Kota, jika iya? maka Anda berada di website yang tepat.

Semoga artikel berikut ini dapat bermanfaat.

KONSEKTORAL

Pertumbuhan kota-kota di dunia termasuk di Indonesia cukup pesat. Pertumbuhan suatu kota dapat disebabkan oleh pertambahan penduduk kota, urbanisasi, dan kemajuan teknologi yang membantu kehidupan penduduk di kota.

Wilayah kota atau urban bersifat heterogen ditinjau dari aspek struktur bangunan dan demografis. Susunan, bentuk, ketinggian, fungsi, dan usia bangunan berbeda-beda. Wilayah kota menjadi tempat kegiatan ekonomi penduduknya di bidang jasa, perdagangan, industri, dan administrasi. Selain itu, wilayah kota menjadi tempat tinggal dan pusat pemerintahan.

Jadi, suatu kota memiliki bentuk dan susunan yang khas. Apabila kamu mengamati kota berdasarkan peta penggunaan lahan, maka kamu akan mendapatkan berbagai jenis zona, seperti zona perkantoran, perumahan, pusat pemerintahan, pertokoan, industri, dan perdagangan. Zona-zona tersebut menempati daerah kota, baik di bagian pusat, tengah, dan pinggirannya.

Beberapa teori tentang struktur kota dapat kamu ikuti pemaparannya sebagai berikut :

1. Teori Konsentris (Concentric Theory)

Teori tentang struktur ruang kota yang pertama adalah teori konsentris yakni teori yang dikemukakan oleh Ernest W. Burgess, seorang sosiolog asal Amerika Serikat yang meneliti kota Chicago pada tahun 1920. Ia berpendapat bahwa kota Chicago telah mengalami perkembangan dan pemekaran wilayah seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah penduduk.

Perkembangan itu semakin meluas menjauhi titik pusat hingga mencapai daerah pinggiran. Zona yang terbentuk akibat pemekaran wilayah ini mirip sebuah gelang yang melingkar.

Baca juga  Prinsip Korologi Menggunakan Perpaduan Antarprinsip dalam Kajiannya. Apa Manfaat Penggunaan Prinsip Korologi

Teori ini memungkinkan terjadi pada daerah eropa dan amerika seperti london, kalkuta, chicago dan Adelaide (Australia) dimana lingkungannya yang sangat mudah untuk dibangunnya jalur transportasi. Di Indonesia, teori seperti ini sangat sulit terwujud (hanya di kota-kota besar) karena lingkungan di Indonesia banyak yang merupakan daerah pegunungan, berlembah, memiliki sungai besar dan daerah yang terpisah laut. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

teori konsentric

2. Teori Sektoral (Sector Theory)

Teori sektoral dikemukakan oleh Hommer Hoyt. Teori ini muncul berdasarkan penelitiannya pada tahun 1930-an. Hoyt berkesimpulan bahwa proses pertumbuhan kota lebih berdasarkan sektorsektor daripada sistem gelang atau melingkar sebagaimana yang dikemukakan dalam teori Burgess. Hoyt juga meneliti Kota Chicago untuk mendalami Daerah Pusat Kegiatan (Central Business District) yang terletak di pusat kota.

Ia berpendapat bahwa pengelompokan penggunaan lahan kota menjulur seperti irisan kue tar. Mengapa struktur kota menurut teori sektoral dapat terbentuk? Para geograf menghubungkannya dengan kondisi geografis kota dan rute transportasinya. Pada daerah datar memungkinkan pembuatan jalan, rel kereta api, dan kanal yang murah, sehingga penggunaan lahan tertentu, misalnya perindustrian meluas secara memanjang. Kota yang berlereng menyebabkan pembangunan perumahan cenderung meluas sesuai bujuran lereng.

g3

3. Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory)

Teori tentang struktur ruang kota yang ketiga adalah teori inti ganda yakni teori yang dikemukakan oleh dua orang ahli geografi yang bernama Harris dan Ullman pada tahun 1945. Mereka berdua berpendapat bahwa teori konsentris dan sektoral memang terdapat di perkotaan namun apabila dilihat lebih dalam lagi, maka akan didapati kenyataan yang lebih kompleks.

Kenyataan yang kompleks ini disebabkan karena dalam sebuah kota yang berkembang akan tumbuh inti-inti kota yang baru yang sesuai dengan kegunaan sebuah lahan, misalnya adanya pabrik, universitas, bandara, stasiun kereta api dan sebagainya. Nah, inti-inti kota tersebut akan menciptakan suatu pola yang berbeda-beda karena kita tentunya akan tahu bahwa sebuah tempat yang dibuka (misalnya pabrik), maka disekitarnya akan tumbuh pemukiman kos-kosan, perdagangan kecil dan sebagainya yang tentunya semua ini akan ikut mempengarui struktur ruang kota. Biasanya faktor keuntungan dari segi ekonomilah yang melatar belakangi munculnya inti-inti kota ini.

Baca juga  Menanam Mangrove di kawasan pesisir merupakan bentuk adaptasi terhadap bencana tsunami. Keberadaan
Struktur kota menurut teori inti ganda

4. Teori Konsektoral (Tipe Eropa)

Teori Konsektoral tipe eropa adalah hasil penelitian di Inggris yang dikemukakan oleh Peter Mann pada 1965. Teori ini merupakan gabungan teori Konsentris dan teori Sektoral yang menonjolkan konsentrasi wilayah. Teori Konsektoral tipe Eropa membagi wilayah kota menjadi lima zona sebagai berikut:

png tzv8pl 9493
  1. Pusat kota.
  2. Zona peralihan
  3. Sektor C dan D : zona rumah kecil, sektor B yakni rumah-rumah lebih besar, dan Sektor A yakni rumah-rumah tua yang besar.
  4. Permukiman dan perkembangannya ke pinggiran.
  5. Desa-desa yang dihuni para penglaju. yakni A dihuni sektor kelas menengah, B dihuni sektor kelas menengah ke bawah, C dihuni sektor kelas pekerja, dan D dihuni sektor industri dan pekerja kelas terbawah.space 

5. Teori Konsektoral (Tipe Amerika Latin)

Teori konsektoral tipe Amerika Latin dikemukakan oleh Ernest Griffin dan Larry Ford pada tahun 1980 berdasarkan penelitian di Amerika Latin. Teori ini dapat digambarkan sebagai berikut.

g6

6. Teori Poros

Teori tentang struktur ruang kota yang keenam adalah teori poros yakni teori yang dikemukakan oleh Babcock pada tahun 1932. Teori ini menekankan bahwa jalur tranportasi dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap struktur ruang kota.

Struktur kota menurut teori poros

7. Teori Historis

Dalam teori historis, Alonso mendasarkan analisisnya pada kenyataan historis yang berkaitan dengan perubahan tempat tinggal penduduk di dalam kota. Teori historis dari Alonso dapat digambarkan sebagai berikut.

g8

Dari model gambar di depan menunjukkan bahwa dengan meningkatnya standar hidup masyarakat yang semula tinggal di dekat CBD disertai penurunan kualitas lingkungan, mendorong penduduk untuk pindah ke daerah pinggiran (a). Perbaikan daerah CBD menjadi menarik karena dekat dengan pusat segala fasilitas kota (b). Program perbaikan yang semula hanya difokuskan di zona 1 dan 2, melebar ke zona 3 yang menarik para pendatang baru khususnya dari zona 2 (c).

Baca juga  Cuaca: Pengertian, Unsur, Proses, Pola dan Pengaruhnya

Baca juga : Garis Kontur : Pengertian, Bentuk, Fungsi, Ciri-ciri, Peraturan, Cara, Peta, Interval dan Indeksya

Demikian yang dapat Teknik area bagikan, tentang 7 Teori Tentang Struktur Ruang Kota. Sekian dan terima kasih telah mengunjungi www.teknikarea.com, semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di artikel Geografi berikutnya.